Dear sahabat,
Ketika membaca tulisan ini, mungkin kamu sedang bersantai di manapun, memakan donat kesukaanmu dengan segelas susu coklat di mejamu, atau justru kau tidak akan membacanya sama sekali. Tidak apa-apa.
Kita sudah sepakat untuk jalan di kehidupan masing-masing. Kamu dengan sahabat barumu disana. Akupun dengan sahabat baruku disini. Kamu menciptakan kenangan barumu. Akupun menciptakan kenangan baruku. Kehidupan terus berjalan. Kita berdua berputar di dalam arusnya.
Meski sekalipun kita tidak pernah bertemu muka, entah karena jam yang sibuk, jadwal yang padat, atau ego yang berseberangan, namun kenangan kita, dan sahabat-sahabat kita, setidaknya masih ada di ingatanku. Kita pernah tertawa sepanjang jalan, bersorak riuh, saling membela, saling menyalahkan, mencaci, berangan-angan untuk masa depan, hingga mendobrak dinding batas persahabatan berdua.
Terimakasih, karena aku pernah mengenalmu dan mengenal kalian. (source)
Meski sekalipun kita tidak pernah bertemu muka, entah karena jam yang sibuk, jadwal yang padat, atau ego yang berseberangan, namun kenangan kita, dan sahabat-sahabat kita, setidaknya masih ada di ingatanku. Kita pernah tertawa sepanjang jalan, bersorak riuh, saling membela, saling menyalahkan, mencaci, berangan-angan untuk masa depan, hingga mendobrak dinding batas persahabatan berdua.
Terimakasih, karena aku pernah mengenalmu dan mengenal kalian. (source)